|
|||
Enny Halimatusa’diyah S.Pd, M.Pd
Di susun oleh:
Rizki Aldea
1602040004
III
C Pagi
Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara
T.A 2017-2018
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiiim
Alhamdulillah segala puji syukur kepada Alloh Swt. atas limpahan rahmat serta
karunianya kepada kita semua terutama kepada saya karena, berkat rahmad dan
nikmatnyalah saya dapat menyelesaikan Critical Book mata kuliah Kurikulum dan
pembelajaran. Yang berjudul “Metode Pembelajaran Karyawisata”
Sholawat dan Salam kepada junjungan baginda Nabi Muhammad
Saw, yang dimana dengan jasa dan perjuangan beliau dalam memperjuangkan dan
membela agama islam dari kekafiran, kesesatan, dan Alhamdulillah pada saat ini
kita bisa merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti pada saat
sekarang ini.
Dalam kesempatan ini saya tidak lupa mengucapkan banyak
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen pembimbing, dan orang tua saya taklupa dengan teman-teman III C Pagi Pend
Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UMSU dalam bentuk bimbingan dan nasehat
sehingga dengan motivasi tersebut saya
mampu menyelesaikam tugas Critical Book
Review. Namun tidak kami pungkiri
atas kemampuan yang terbatas tentunya banyak kesalahan, kekliruan, dan
kehilafan, baik dalam segi cetakan, maupun bahasa. Oleh sebab itu saya juga menkata
maaf atas kesalahan dan ketidak sempurnaan Makalah ini, dengan demikian masukan, keritikan, dan saran sangat kami
harapkan guna memberikan perubahan dalam bentuk positif.
Medan,
23 Oktober 2017
Rizki
Aldea
BAB
1
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Tugas merupakan suatu pekerjaan yang
harus diselesaikan. Pemberian tugas sebagai metode pembelajaran merupakan
pemberian pekerjaan oleh guru kepada peserta didik untuk mencapai tujuan
pembelajaran tertentu. Dengan pemberian tugas tersebut, peserta didik belajar,
mengerjakan tugas. Dalam melaksanakan kegiatan belajar peserta didik diharapkan
memperoleh suatu hasil yaitu perubahan perilaku tertentu sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan
Didalam
kegiatan belajar mengajar biasanya peserta didik terbatas hanya belajar di
kelas atau di rumah saja, akan tetapi perlu diajak pergi ketempat lain untuk
mempelajari suatu hal tertentu atau objek tertentu. Hal ini bukan sekedar
rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam pelajarannya dengan melihat
kenyataannya. Karena itu dikatakan teknik karyawisata, ialah cara mengajar yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa kesuattu tempat atau objek teertentu diluar
sekolah untuk mempelajari atau menyalidiki suatu seperti meninjau pabrik
sepatu, bengkel mobil, toko besar, musium dan sebagainya.
Teknik karyawisata digunakan karena
memiliki tujuan, antara lain:
Dengan
melaksanakan karyawisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung
dari objek yang dilihatnya, dapat turut menghayati tugas pekerjaan milik
seseorang, serta dapat bertanya jawab langsung, dengan jalan demikian mereka
mampu memecahkan persoalan yang dihadapinya dalam pelajaran ataupun pengetahuan
umuum. Dengan karyawisata motivasi anak untuk menyelidiki sabab musabab sesuatu
meningkat.
BAB
2
LANDASAN
TEORITIS
A.
Defenisi
Metode Karyawisata dalam buku Drs. Jusuf Djajadisastra.
Metode
karyawisata ialah suatu cara menyajikan bahan pelajaran dengan membawa murid
langsung kepada obyek yang akan dipelajari. Dan obyek itu terdapat di luar
kelas.
Kata
karyawisata berasal dari karya yang artinya kerja dari wisata yang berarti
pergi. Dengan demikian karyawisata berarti pergi bekerja. Atau pergi ke suatu
tempat untuk bekerja. Di dalam hubungannya dengan kegiatan mengajar belajar
pengertian karyawisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari suatu obyek di
tempat mana obyek itu terdapat. Dengan demikian apa yang di sebut dengan
bekerja sebenarnya yang dimaksud adalah mempelajari sesuatu.
B. Definisi Metode Karyawisata dalam
buku Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd.
Metode Field Trip Metode Field trip ialah cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak
siswa ke suatu tempat atau obyek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari
atau menyelidiki sesuatu seperti meninjau pabrik sepatu, suatu bengkel mobil,
toko serba ada, peternakan, perkebunan, lapangan bermain dan sebagainya (Roestiyah, 2001:85).
Winarno (1980: 115-116) mengatakan bahwa metode karyawisata atau field
trip adalah metode belajar dan mengajar
di mana siswa dengan bimbingan guru diajak untuk mengunjungi tempat tertentu
dengan maksud untuk belajar. Berbeda halnya dengan tamasya di mana seseorang
pergi untuk mencari hiburan semata, field trip sebagai metode belajar mengajar lebih terikat
oleh tujuan dan tugas belajar.
Sedangkan menurut Syaiful Sagala (2006: 214) metode field trip ialah pesiar (ekskursi) yang
dilakukan oleh para peserta didik untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu
dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
metode field trip merupakan metode penyampaian materi pelajaran dengan cara membawa
langsung siswa ke obyek di luar kelas atau di lingkungan yang berdekatan dengan
sekolah agar siswa dapat mengamati atau mengalami secara langsung. Dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam 9 pelajaran menulis karangan
dibutuhkan metodologi pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi
siswa.
Metode field trip dianggap peneliti sebagai salah satu metode
yang efektif digunakan sebagai metode pembelajaran khususnya dalam melatih
keterampilan menulis karangan deskripsi siswa, karena dengan mengamati lingkungan
secara nyata siswa akan lebih bersemangat dalam mengembangkan ide, pendapat,
dan gagasannya ke dalam bentuk.
Menurut Suyanto & Asef Djihad (2006: 130) metode
pembelajaran merupakan cara pendidik
mengajar atau menyampaikan materi yang sedang diajarkan kepada siswa, dengan harapan dapat
membangkitkan motivasi siswa untuk belajar yang pada akhirnya dapat
meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
C. Definisi Metode Karyawisata dalam
buku Istarani
Perlu
diketahui bahwa karyawisata dalam arti metode mengajar mempunyai arti
tersendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Karyawisata disini
berarti kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar. Jadi metode karyawisata
adalah suatu cara penyajian materi ajar dengan membawa siswa mengunjungi obyek
yang akan dipelajari.
Metode
karyawisata ini adalah metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak
keluar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung
sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataannya. Karena itu, dikatakan
teknik karyawisata, adalah cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa
kesuatu tempat atau obyek yang bersejarah untuk mempelajari atau meneliti
sesuatu, seperti meninjau peninggalan-peninggalan sejarah di Mesir atau di
Indonesia sendiri, metode ini dilakukan dalam waktu singkat, dan ada pula dalam
waktu yang panjang.
Menurut
Syaiful Bahri, Djamarah dan Aswan Zain (2002:96) metode resitasi (penugasan)
adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar. Sedangkan menurut Mulyani Sumantri dkk (2001:130)
mengemukakan bahwa “Metode pemberian tugas atau penugasan diartikan sebagai
suatu cara interaksi belajar mengajar yang ditandai dengan adanya tugas dari
guru untuk dikerjakan peserta didik di sekolah ataupun di rumah secara
perorangan atau berkelompok”.
BAB
3
IDENTITAS
BUKU
A.
Identitas
Buku Pertama:
·
Nama Penulis : Drs. Jusuf Djajadisastra.
- Judul Buku : Metode-Metode Mengajar
- Penerbit : Angkasa
- Tahun Terbit : 1982
- Tempat Terbit : Bandung
- Halaman Kutipan : 9-37
- ISBN : -
- Gambar Sampul :
B.
Identitas
Buku Kedua :
- Nama Penulis : Dr. H. Syaiful Sagala., M.Pd.
- Judul Buku : Konsep dan Makna Pembelajaran
- Penerbit : Alfabeta
- Tahun Terbit : - Cetakan ketujuh Maret 2009
-
Cetakan keenam Juli 2008
- Tempat Terbit : Bandung
- Halaman Kutipan : 2014-2017
- ISBN : 979-8433-13-3
- Gambar Sampul :
C.
Identitas
Buku Ketiga :
- Nama Penulis : Istarani
- Judul Buku : Kumpulan 39 Metode Pembelajaran
- Penerbit : ISCOM
- Tahun Terbit : Desember 2012
- Tempat Terbit : Medan
- Halaman Kutipan : 60-69
- Gambar Sampul :
BAB
4
PEMBAHASAN
4.1 .1 Pembahasan karyawisata dalam buku Drs. Jusuf
Djajadisastra.
Kata karyawisata berasal dari kata karya dan wisata,
karya yang artinya kerja dan wisata yang artinya pergi. Dengan demikian
karyawisata berarti pergi bekerja. Didalam hubungannya dengan kegiatan belajar
mengajar, pengertian karya wisata ialah bahwa murid-murid akan mempelajari
suatu objek ditempat mana objek itu terdapat. Dengan demikian, apa yang disebut
dengan bekerja sebenarnya yang dimaksud
ialah mempelajari sesuatu
Wisata adalah metode pengejaran yang dilakukan dengan
mengajak para siswa untuk mengunjungi suatu peristiwa atau tempat yang ada
kaitannya dengan sesuatu yang dibahas.
Metode karya wisata ialah suatu cara menyajikan bahan
pelajaran dengan membawa murid langsung kepada objek yang dipelajari, dan objek
itu terdapat diluar kelas. Dengan demikian, apa yang disebut dengan bekerja
sebenarnya yang dimaksud ialah
mempelajari sesuatu.
Karya wisata
sering pula disebut dengan nama-nama seperti metode field trip, metode study
tour, metode study trip. Sebenarnya apapun nama yang diberikan pada metode ini,
yang perlu ialah isi pengertian yang diberikan kepada metode dengan nama
seperti karya wisata lebih penting daripada namanya sendiri. Penggunaan suatu
metode tertentu pastilah berdasarkan alasan-alasan pertimbangan dimana guru
yang bersangkutan harus lebih mengetahuinya.
Pada
umumnya alasan pemakaian metode karyawisata ialah karena obyek yang akan
dipelajari di tempat, di mana obyek itu berada. Sebab-sebabnya antara lain:
·
Obyeknya terlalu besar misalnya didekat
sekolah sedang diadakan perbaikan jalan dimana digunakan sebuah mesin giling.
Tentunya mesin giling ini tidak dapat dibawa kedalam kelas
karena terlampau besar. Walaupun demikian murid-murid harus mengetahui bagaimana kerja
sebuah mesin giling yang tugasnya meratakan jalan yang tekah ditaburi batu-batu
dan dilapisi aspal serta pasir itu, guru
membawa murid-murid keluar kelas, ketempat dimana mesin giling itu
dipergunakan.
·
Obyeknya akan mengalami perubahan atau
kerusakan jika dipindahkan dari tempatnya Misalnya dalam pelajaran ilmu
pengetahuan alam dimana guru akan memperlihatkan dan mengajarkan tanaman
yang dinamai putri malu . tanaman ini jika
tersentuh sedikit saja maka akan tertutup atau mengatupkan daun-daunnya
sehingga tidak dapat lagi dilihat bagaimana tanaman itu sesungguhnya jika
daun-daunnya dibuka. Oleh karena itu, agar keasliannya dapat diamati dengan
baik, murid-murd harus dibawa ke kebun, tegalan atau lapangan dimana putri
malu itu tumbuh. Guru menggunakan metode karya wisata
untuk mengajarkan tanaman tersebut.
·
Obyeknya terlampau berat Hal ini sama
dengan yang telah diuraikan dalam contoh
pertama yaitu mengenai mesin
giling, karena beratnya tentu saja mesin giling itu tidak dapat diminta untuk di
masukkan di halaman sekolah
karena halaman sekolah tantu akan
rusak. Apabila dibawa kedalam kelas
tentu tidak mungkin dikerjakan. Dengan demikian tentunya lebih
baik membawa murid-murid
ke mesin giling tadi dari pada membawa mesin giling itu ke sekolah.
·
Obyeknya berbahaya jikalau di bawa
kekelas Misalnya guru akan mengajarkan jenis-jenis binatang
buas. Tentunya guru tidak
akan dapat membawa
harimau dan singa ke kelas,
karena seandainya hal
itu dapat dilakukan, tetapi faktor
keamanannya tidak dapat dipertanggung-jawabkan. Binatang-binatang itu
terlalu buas untuk
dibawa begitu saja
ke tempat-tempat umum
·
Obyeknya hanya terdapat di suatu tempat
tertentu
Tentunya masih banyak lagi alasan-alasan
lainnya yang dapat kita kemukakan mengenai mengapa seorang guru memilih metode
karyawisata.
Langkah-langkah yang harus di tempuh
dalam pelaksanaan metode karyawisata:
a)
Kegiatan Guru
1. Persiapan
atau perencanaan.
Sebelum karyawisata
dilaksanakan, guru harus membuat persiapan atau perencanaan yang matang agar
seluruh waktu yang tersedia selama karyawisata dilakukan dapat digunakan dengan
sebaik-baiknya.
Persiapan atau
perencanaan itu meliputi faktor-faktor sebagai berikut:
I.
Menetapkan
tujuan menggunakan metode tersebut.
Sebelum
menentukan metode apa yang akan digunakan, guru harus mempertimbangkan mengapa
ia akan memakai metode ini dan bukan metode lain. Hal itu berlaku untuk
menetapkan penggunaan metode karyawisata. Metode ini memang memiliki tujuan
agar murid-murid mengamati secara langsung obyeknya dalam situasinya yang
sebenarnya memperlihatkan alasan-alasan yang telah teruraikan.
II.
Mempertimbangkan
dan penetapan obyek karyawisata.
Selain alasan-alasan
yang telah dikemukakan dalam permulaan bab ini perlu pula dipertimbangkan
alasan-alasan seperti isi bahan pelajaran yang telah atau yang belum tercantum
di dalam kurikulum untuk dianjurkan agar digunakan metode karyawisata. Maka
sudah tentu hal itu harus di lakukan tetapi seandainya bahan pelajaran itu
tidak tercantumkan dalam kurikulum dan guru berpendapat bahwa murid-murid harus
mengetahui obyek yang ada itu. Dengan demikian alasan di pertimbangkan dan penetapan
obyek dapat dipilih guru berdasarkan:
1) Kepentingan
kurikulum pelajaran dalam setahun
2) Kepentingan
anak murid untuk menambah pengalaman dan memperluas pengetahuan
3) Kepentingan
obyeknya
4) Kepentingan
guru sendiri
5) Kepentingan
didaktis (kepentingan berdasarkan ilmu mengajar)
III.
Penetapan
lamanya karya wisata dilakukan hal ini harus dipertimbangkan berdasarkan:
1) Jauh
atau dekatnya letak obyek yang akan dipelajari.
2) Luas
atau sempitnya, banyak atau sedikitnya bahan yang harus diteliti pada obyek
yang akan dikunjungi.
3) Mudah
agtau sulitnya mendapatkan bahan yang harus diteliti pada obyek tersebut.
4) Mudah
atau sulitnya transportasi ke obyek tersebut.
5) Banyaknya
waktu yang dapat diambil dari mata pelajaran lainnya tanpa menghambat kemajuan
mata-mata pelajaran tersebut dalam keseluruhan rencana pelajaran.
IV.
Penetapan
teknik-teknik untuk mempelajari obyek.
Sebelum karyawisata
dilakukan guru dengan murid-murid perlu menetapkan teknik-teknik meneliti atau
mempelajari obyek yang akan dikunjungi. Teknik-teknik yang umumnya dipergunakan
adalah:
1) Observasi
2) Wawancara
(Interview dan tanya jawab)
3) Diskusi
V.
Menetapkan
orang-orang yang ahrus dihubungi.
Sebaiknya
demi kelancaran karyawisata yang akan dilakukan guru menghubungi badan-badan
tersebut guna menambah persiapan pengetahuan bagi guru yang bersangkutan.
Menghubungi orang-orang di obyek tersebut seperti Kepala atau Pimpinannya,
sangat bermanfaat bagi kelancaran jalannya karyawisata pada penggunaan
metodenya.
VI.
Banyaknya
murid yang akan mengikuti Metode Karyawisata.
1)
Keamanan atau ketertiban di tempat obyek
2)
Kemampuan menampung pengunjung dari
obyek yang akan dikunjungi
3)
Dengan diketahuinya jumlah murid yang
akan berkunjung ke obyek.
4)
Banyaknya murid erat hubungan dengan
persoalan transport
VII.
Persiapan
perlengkapan keperluan belajar.
Perlengkapan
keperluan karyawisata harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya gar belajar
dengan menggunakan metode karyawisata ini betul-betul berhasil. Perlengkapan
yang harus dipersiapkan untuk dibawa guru adalah:
1)
Buku catatan dan semua alat tulis.
2)
Buku-buku pelajaran yang berisi
keterangan atau pelajaran.
3)
Perlengkapan atau alat-alat untuk
mengabdikan hal-hal yang di observasi guna memperoleh dokumentasi.
VIII.
Jangan
lupa menyusun dan membuat laporan hasil Observasi yang menggunakan metode
karyawisata.
Murid-murid
pada umumnya belum dapat atau belum
mengetahui cara-cara menyusun laporan suatu observasi. Cara-cara atau teknik
menyusun laporan ahrus diajarkan guru kepada murid-murid.
4.1.2
Manfaat
karya wisata sebagai media pembelajaran.
1) Memberikan
pengertian yang lebih jelas terhadap pokok masalah atau pembahasan dengan
melihat atau mengunjungi benda atau lokasi yang sebenarnya.
2) Membangkitkan
dan menumbuhkan rasa cinta dan kesadaran yang tinggi dalam diri pribadi anak
terhadap lingkungan dan tanah air sebagai ciptaan Allah.
3) Mempercapat
pemahaman siswa, karena langsung datang langsung ke objeknya.
4) Mendorong
siswa agar lebih mengenal lingkungan secara baik.
5) Melatih
siswa bersikap lebih terbuka, objektif, dan luas pandangan mereka terhadap
pandangan luar.
6) Menambah
pengalaman, baik itu siswa maupun guru mempunyai kesempatan untuk mempelajari
objek dengan jelas.
4.1.3 Kelebihan
dan kekurangan karya wisata sebagai media pembelajaran
Kelebihan karyawisata sebagai media
pembelajaran
dalam
buku Drs. Jusuf Djajadisastra.
1) Menghindarkan
terjadinya verbalisme. (Mengetahui katanya tapi tidak mengetahui makna yang
terkandung didalamnya).
2) Memperkaya
pengalaman siswa, terutama mengenai objek-objek disekitarnya atau alam sekitar.
3) Pengubahan
situasi mengajar-belajar yang sehari-hari dibatasi empat buah dinding kepada
suatu tempat atau situasi yang terdapat dialam terbuka dapat mengembangkan
kegairahan belajar dan menyegarkan.
4) Siswa dapat
mengganti pengalaman-pengalaman dengan mencoba turut serta dalam kegiatan.
5) Siswa dapat
mengamati objek ditempat dimana objek itu berada, dalam situasi yang asli.
6) Siswa dapat
mengetahui bagaimana cara mengobservasi suatu objek dengan baik, memupuk
kebiasaan mengamati dengan teliti.
7) Mengembangkan,
menanamkan dan memupuk rasa cinta pada
alam dan tanah air.
8) Menanamkan,
mengembangkan dan memupuk keyakinan akan ke-Agungan Allah SWT.
9) Memiliki
prinsip pengajaran modern yang memenfaatkan lingkungan nyata dalam pengajaran
Kelemahan
karyawisata sebagai media pembelajaran dalam buku Drs.
Jusuf Djajadisastra.
1) Menghabiskan
waktu yang banyak. Padahal jadwal mata pelajaran sudah ditetapkan, sehingga
dengan demikian mata-mata pelajaran lain akan dirugikan.
2) Mengajar
murid-murid di alam terbuka lebih sukar dibandingkan dengan di kelas.
3) Sukar
memegang ketertiban dan disiplin mengingat bahwa murid-murid lebih bebas
bergerak kesana kemari.
4) Kemungkinan
terjadinya hal-hal yang tidak di inginkan mengingat murid-murid bebas bergerak
dan berkeliaran.
5) Adanya
tambahan pengeluaran uang.
6) Unsur
rekreasi sering menjadi lebih di prioritaskan daripada tujuan utamanya.
7) Memerlukan
koordinasi dengan guru serta bidang
studi lain karena menggunakan waktu yang cukup lama.
4.2.1
Pembahasan Metode Karyawisata dalam buku Dr. H. Syaiful Sagala, M.Pd.
Dengan karya wisata sebagai metode belajar mengajar
anak didik dibawah bimbingan guru mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan
maksud untuk belajar. Kendatipun karyawisata menurut Rusyan(1993:82) banyak
memiliki nilai non akademis, tetapi tujuan umum pendidikan dapat dicapai,
terutama mengenai wawasan dan pengalaman tentang dunia luar seperti kunjungan
ketempat-tempat situs bersejarah, museum, perternakan yang sistematis, dan
sebagainya.
kelebihan-kelebihan metode karya wisata (2006:215) yaitu
:
“(1) anak
didik dapat mengamati kenyataan-kenyataan yang beraneka ragam dari dekat, (2)
anak didik dapat menghayati pengalaman-pengalaman baru dengan mencoba turut
serta di dalam suatu kegiatan, (3) anak didik dapat menjawab masalah-masalah atau
pernyataan-pernyataan dengan melihat, mendengar, mencoba dan membuktikan secar
langsung, (4) anak didik dapat memperoleh informasi dengan jalan mengadakan
wawancara atau mendengarkan caramah yang diberikan on the spot, dan (5) anak
didik dapat mempelajari sesuatu secara integral dan komprehensif
Kelemahan-kelemahan metode karyawisata
dalam buku Dr.H.Syaiful Sagala., M.Pd
-
Memerlukan persiapan yang melibatkan
banyak pihak
-
Jika karya wisata sering dilakukan akan
mengganggu kelancaran rencana pelajaran apalagi jika tempat yang di kunjung
jauh dari sekolah
-
Kadang-kadang kesulitan dalam bidang
transportasi
-
Jika tempat yang dikunjungi siswa
terlalu ilmiah maka siswa kurang paham dalam pengamatan observasinya
-
Memerlukan pengawasan yang ketat
-
Memerlukan biaya yang relatif tinggi.
4.3.1 Metode Karyawisata dalam buku
Istarani
Metode
karyawisata ini adalah metode dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak
keluar sekolah untuk meninjau tempat tertentu atau objek yang mengandung
sejarah, hal ini bukan rekreasi, tetapi untuk belajar atau memperdalam
pelajarannya dengan melihat langsung atau kenyataannya. Karena itu, dikatakan
teknik karyawisata, adalah cara mengajar yang dilakukan dengan mengajak siswa
kesuatu tempat atau obyek yang bersejarah untuk mempelajari atau meneliti
sesuatu, seperti meninjau peninggalan-peninggalan sejarah di Mesir atau di
Indonesia sendiri, metode ini dilakukan dalam waktu singkat, dan ada pula dalam
waktu yang panjang.
Dengan metode ini, guru mengajak peserta
didik kesuatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam rangka
suatu pelajaran di sekolah. Di sini peserta didik sekedar pergi ke suatu tempat
untuk berekreasi. Metode karyawisata berguna untuk membantu peserta didik dalam
memahami kehidupan riil dalam lingkungan dengan segala masalahnya. Misalnya
peserta didik diajak ke museum, bank, kantor, percetakan, pengadilan, atau ke
suatu tempat yang mengandung nilai sejarah kebudayaan tertentu.
Metode karyawisata ini digunakan karena
memiliki tujuan sebagaiberikut:
1) Dengan
melaksanakan karyawisata diharapkan siswa dapat memperoleh pengalaman langsung
dari objek yang dilihatnya.
2) Dapat turut
menghayati tugas pekerjaan milik seseorang serta dapat bertanya jawab, mungkin
dengan demikian mereka mampu menahan lapar dan dahaga, para peserta didik atau
pembimbing menganjurkan agar memperhatikan tingkah laku anak-anak dan sikap
mereka dalam menghadapi berbagai hal yang beragam dan berbeda.
Tujuan
penggunaan metode karyawisata antara lain:
1.
untuk
melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolah
atau kelas
2.
untuk
melihat, mengamati, menghayati secara langsung
dan nyata
mengenai obyek tersebut
3.
untuk
menanamkan nilai moral pada siswa
v Alasan
Penggunaan Metode Karyawisata
1.
Obyek yang
akan dipelajari tidak dapat dibawa kedalam kelas karena, misalnya:
a)
terlalu
besar/berat
b)
berbahaya
c)
akan berubah
bila berpindah tempat
d)
obyek
terdapat di tempat tertentu
2.
Kepentingan
siswa dalam rangka melengkapi proses belajar mengajar
v Langkah-langkah
pelaksanaan
1.
Persiapan
Merencanakan
tujuan karyawisata. Untuk menetapkan tujuan ini ditunjuk suatu panitia di bawah
bimbingan guru, untuk mengadakan survey ke objek yang dituju. Dalam kunjungan
pendahuluan ini dudah harus diperoleh data tentang objek, antara lain tentang
lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang ditempuh, penginapan, makan dan
biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
2.
Perencanaan
a.
Hasil
kunjungan pendahuluan (survey) dibicarakan bersama dalam rangka menyusun
perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek, jenis objek
sesuai dengan tujuan, serta jumlah peserta didik.
b.
Dibentuk
panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi
c.
Menentukan
metode pengumpulan data, mungkin berwujud wawancara, pengamatan langsung,
dokumentasi
d.
Penyusunan
acara selama karyawisata berlangsung kepada. Kepada para peserta didik harus
ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah direncanakan sehinggga
pelaksanaan berjalan dengan lancar.
e.
Mengurus
perizinan
f.
Menentukan
biaya, penginapan, konsumsi, serta peralatan yang diperlukan.
3.
Pelaksanaan
Peserta didik melaksanakan tugas sesuai dengan
pembagian yang telah ditetapkan dalam rencana kunjungan, sedangkan guru
mengawasi, membimbing bila perlu menegur sekiranya ada peserta didik yang
kurang menaati tata tertib sesuai acara
4.
Pembuatan
laporan
Hasil yang diperoleh dari kegiatan karyawisata
ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya telah disepakati bersama.
v Kelebihan
Metode Karya Wisata
1.
Karya Wisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
2.
Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan
dengan kenyataan dan kebutuhan di masyarakat.
3.
Pengajaran dengan metode karya wisata dapat lebih
merangsang kreatifitas siswa.
4.
Informasi sebagai bahan pelajaran lebih luas, mendalam
dan actual.
v Kekurangan
Metode Karya Wisata
1. Fasilitas
yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.
2. Biaya yang
digunakan untuk acara ini lebih banyak.
3. Memerlukan
persiapan dan perencanaan yang matang.
4. Memerlukan
koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang tindih waktu dan
kegiatan selama karya wisata.
5. Dalam karya
wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas daripada
tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi terabaikan.
6. Sulit
mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
mengarahkan mereka kepada kegiatan studi yang menjadi
permasalahan.
BAB
5
PENUTUP
Kesimpulan dan Penutup
Dari pendapat para penulis ketiga buku tersebut saya
menyimpulkan bahwa, pendidik harus mampu memilih metode pembelajaran yang tepat
sesuai dengan materi yang diajarkan dan tujuan yang akan dicapai. Kesimpulan dari beberapa
pendapat diatas memberikan pengertian bahwa
metode pembelajaran adalah cara atau alat yang digunakan oleh pendidik untuk
mengimplementasikan rencana pembelajaran yang telah disusun agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai secara optimal. Agar tujuan pembelajaran tercapai
secara optimal, maka diperlukan metode pembelajaran yang tepat dan harus
disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh peserta
didik.
Kesimpulan dari beberapa pendapat diatas memberikan
pengertian bahwa metode karyawisata adalah suatu cara menyajikan materi kepada
peserta didik dengan mengajak siswa ke suatu tempat keluar sekolah atau
langsung ke sumber belajar supaya siswa dapat melihat objek yang dipelajari
secara nyata sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Metode karyawisata ini guru mengajak
peserta didik ke suatu tempat (objek) tertentu untuk mempelajari sesuatu dalam
rangka suatu pelajaran di sekolah. Langkah-langkahnya yaitu: persiapan,
perencanaan, pelaksaan, dan pembuatan
laporan.
Dari ketiga buku tersebut buku yang
paling banyak memberikan pengetahuan tentang metode karyawisata adalah buku
Drs. Jusuf Djajadisastra. Mulai dari langkah-langkah yang harus di persiapkan
seorang guru sebelum mengerjakan metode karyawisata tersebut sampai tugas-tugas
pokok guru yang harus dipenuhi untuk melancarkan metode pembelajaran
karyawisata ini.
Semoga dengan tugas review nya dari
ketiga buku ini membuat saya paham dan
semakin lebih mengerti bahwa ada banyak jenis dan macam dalam penggunaan metode
pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pengembangan kurikulum itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Jusuf Djajadisastra, Metode-Metode Mengajar,
( Bandung: ANGKASA, 1982 )
Comments