Skip to main content

Posts

Showing posts from October 27, 2018

Senja Kala di Kaki Sinabung

Cerpen: Rizki Aldea Hujan tetap bersedia kala turun membasahi tanah yang kami pijaki di desa suka ramai ini, beberapa orang berlalu-lalang sibuk mencari kehangatan yang mulai mati di sela-sela jemari. Seperti biasa satu dua orang menyeruput rokok untuk sekadar membuatnya hangat dari udara pegunungan di sini. Ternyata benar, beberapa bulan lalu Uje bilang kepadaku, bahwa aku akan merindukan rasa panas. Entah itu kehangatan dari sebuah udara ataupun panas dari sebuah minuman atau makanan. Aku harus mensinkronkan perasaanku terhadap cuaca dingin dan cuaca panas. Dan inilah jawabannya, aku sangat merindukan udara dan rasa panas ketika berada di puncak Siosar ini. Betapa beku mulai menjalar dari ujung kaki hingga ubun-ubun kepala. “Ini minum biar kau gak kedinginan, bibirmu pucat kita sudah seperti di Eropa saja.” Ujar Gopi memecahkan lamunanku. “Makasih Gop.” Aku langsung menyeruput kopi kesukaanku yang baru saja dibawakan gopi salah satu teman sekaligus tim relawan di sini. Lelaki itu m

Ramadhan dan Lelaki Pilihan Ibu

Cerpen: Rizki Aldea Kumandang lafaz Allah sudah terdengar merdu di telinga, hari-hari penuh ibadah ini sangat dinanti-nanti oleh semua orang yang sangat merindukannya. Alhamdullillah masih berjumpa dengan bulan ini. Masih diberi umur panjang oleh-Nya. Berkat doa-doa tahun lalu agar tetap diberi kesehatan dan kesempatan untuk berjumpa lagi. “Mari Sa, sudah mau adzan isya.” Ibu memanggilku dari depan rumah. “Iyabu sebentar masih cari mukenah baru.” Jawabku dari dalam kamar. “Yaampun kamu ini masih saja seperti anak baru besar yang apa-apa harus baru. Pake yang lama saja sudah. Nanti kita tidak dapat tempat di dalam.” Pinta Ibuku yang membuka kain penutup pintu kamarku. Kami bergegas untuk menuju mesjid yang lumayan jauh dari rumahku jika ditempuh berjalan kaki. Sepanjang jalan Ibu mengomel karena aku lama sehingga sudah adzan kamipun belum sampai mesjid untuk mengisi shaf pertama. “Kamu sih lama, lihatkan itu mesjid sudah penuh.” Ujar Ibuku melihat teras mesjid sudah dipenuhi jamaah sho