Skip to main content

ILY FROM A THOUSAND DA



Kutancap gas untuk segera sampai sekolah agar tidak terjebak macet. Tetapi waktu lebih berkuasa untuk menyikapi nya. Aku terjebak lampu merah kurang lebih 2 menit menunggu di jalan raya.
“ Eh lu kok nangis? Kenapa sih lu! Woi lo kok diam aja ditanya itu ya ngejawab dong! “
“ Ni cewe kenapa sih, nangis ditengah jalan. Ntar lo kesambet mau? Ayo naik ke mobil gua nangis di dalam mobil jangan nangis di jalan jelek tau dinilai orang yang ngeliat. “
“ Udah, aku gak butuh kamu! Tinggalin aku sekarang please. “ jawabnya tanpa melihatkan wajahnya kearah ku.
**
“ Woi cepat bodoh! Gak kau lihat udah lampu hijau? “ bentak salah satu supir angkutan umum yang membuyarkan lamunanku tentang gadis cengeng tadi malam.
Bel pertanda masuk untuk melaksanakan upacara bendera mengagetkan ku di parkiran sekolah yang masih memikirkan tentang sosok gadis yang kujumpai di pinggir jalan. Siapa dia? Dan mengapa dia menangis? Alah sudahla itu bukan urusanku dan aku juga tidak kenal siapa dia.
“ Adam, ada anak baru tuh, gila manis banget bro! “ sapa Fattah sambil memukul pundakku.
“ Mau manis atau apapun gua gak pernah tertarik lihat cewe sekarang bro! kalau lo mau lo aja yang dekatin gua mah ogah! Semua cewe sama aja! Muak gua. “
“ Yakin lo gak ngiler? Lo karena belum jumpa aja bro! tadi dia baris upacara paling depan. Wih cemberut aja pipinya bolong. Apalagi kalau dia senyum gua rasa kalah sundel bolong. “
“ Gila lo bro gua gatertarik! “
Begitulah keadaan kelas jika terdengar kabar bahwa ada siswi baru yang bergabung di sekolah kami. Bukan hanya satu dua orang saja yang heboh, bahkan bisa sampai ke semua sosmed mempamerkan keadaan nya. Bagaimana kah bentuk fisik nya serta bagaimana kelebihannya dalam ekstra kulikuler. Ya kurasa semua hanya memandang lawan jenis melalui fisik. Meskipun banyak yang menilaiku ganteng manis cakep dan terkenal dengan berdarah dingin. Karena bagiku fisik hanya titipan tuhan, tidak penting bagaimana mereka menilai ku. Ku jalanin apa yang seharusnya pantas kujalanin selagi tidak merugikan orang lain dan membuatku bahagia, kenapa tidak?
Kurang tertariknya aku dengan setiap wanita yang kukenal bukan karena aku tidak menyukai lawan jenis, tetapi bagiku menjalin hubungan dengan wanita yang hampir sama kukenal hanyalah membuang-buang waktu. Berulang kali aku gagal dalam menjalani hubungan karena semua wanita sama sifat dan tingkah lakunya. Hanya bisa menyisihkan sebagian luka. Lalu hanya mama lah yang mampu menyembuhkan nya.
Ku lampiaskan amarah dan kekesalan terhadap wanita dengan cara menyibukkan diriku dengan balap. Bagiku didunia seperti itulah aku mendapatkan cinta sejati. Jika aku terluka karena kalah, yang hilang hanya lah separuh uangku, Tetapi tidak dengan hatiku.
  Berbicara tentang cinta. Bagiku cinta itu hanyalah pengisi kekosongan belaka. Jika aku mau bahkan bisa untuk bergonta-ganti setiap wanita yang kusukai dengan mataku, tetapi bukan dengan hatiku. Karena bagiku cinta itu hati yang melihat, bukan mata dan mulut yang berbicara. Melainkan sikap dan perbuatan yang membuktikan.
Selain balap, aku juga menyukai music dan berolah-raga. Agar kesibukan ku mendapatkan buah kebaikan, tidak untuk membuang-buang memikirkan hal yang tidak penting. Bukan berarti aku memilih sendiri aku tak butuh seseorang untuk tetap menemaniku setelah mama. Tetapi mungkin semua memang belum waktu yang pas untukku bertemu dengan wanita yang memang melihatku melalui hati.
**
“ Assalamualikum anak anak ibu ingin memperkenalkan siswi baru pindahan dari sekolah SMAN 7 “ ujar wali kelasku bersama siswi yang dikatakan Fattah usai upacara tadi.
“ Ayo dhe kamu kenalkan nama kamu kepada teman teman baru kamu “
“ Selamat pagi teman, perkenalkan nama saya Dhevana Pratiwi saya harap teman teman dapat berteman baik dengan saya. “
“ Buk minta nomor handphone nya dong, Manis banget pipinya bu “ ujar Fattah dari bangkunya.
“ Ih lo genit banget sih coeg “ pukulan Siska yang lumayan keras terdampar dibahu Fattah.
“ Sudah sudah, kalau begitu kamu Dhe duduk disamping Adam ya. “
Mendengar bu susi mengatakan namaku barulah ku tolehkan wajahku untuk melihatnya. Lumayan manis seperti yang dikatakan Fattah dibarisan tadi pagi pikirku dalam hati.
**
“ Sorry aku mau nanya kekamu nih, mata kamu kok bengkak ya? “ tanyaku dengan nya yang mencoba mencairkan suasana.
“ Kamu ga perlu tau kenapa denganku. “ jawabnya dengan lembut tetapi sedikit kasar.
“ Yauda maffya Dhe, perkenalkan namaku Adam. “ ku ulurkan tanganku.
“ Iya gpp Adam. Salam kenal kembali. “
“ Kamu yang tadi malam kujumpai kan? Yang nangis dipinggir jalan? Aku tanda dengan gelang yang ada di tanganmu ini Dhe. “ ujarku sepontan sambil memegang tangan kirinya.
“ Kamu apa apaan sih! Lepas dong! “ Dhe pun meninggalkan ku di bangku lalu berlari kearah kamar mandi.
Masih ku ingat jelas suara dan pergelangan tangannya yang memakai gelang berwarna merah muda. Suara isakan tangis yang membuatku sempat panic ketika melihatnya menangis di pinggir jalan dikegelapan sunyi nya malam. Ntah mengapa menangis adalah salah satu hobby terburuknya sehingga mudah bagi nya untuk menangis di manapun tempat dalam keadaan seperti apa sehingga bisa dengan mudahnya dia mengungkapkan kekesalan nya dengan cara menangis.
Kulihat dengan jelas gadis itu keluar dari kamar mandi dengan mata sembab lalu berlari kearah UKS. Ntah karena alasan apa tingkahnya yang aneh membuatku semakin penasaran dengannya.
“ Dhe kamu kenapa? “ sapaku mengejarnya usai keluar dari ruang UKS.
“ Aku gpp Adam serius, kamu kenapa ngekor ajasih? “
“ Aku mau berteman dengan kamu gak bolehya? Aku gak ada niat jahat kok Dhe. “
“ Aku gak mau berteman dengan kamu dengarya kita sebangku bukan berarti kita harus berteman! “
“ Loh lo kok jadi sewet? Pertemuan kita tadi malam buat gue penasaran! Kalau gue gak jumpa lo gue gabakal gini! Tauga sih lo cewe idiot! “ bentakku dan meninggalkan dia.
“ Sudah ku katakan, semua wanita bikin ribet bikin susah bikin jadi beban. Dibaikin eh malah buat tambah pusing. Kenapa harus aku yang ngeliat dia nangis sendirian di jalan? Kenapa harus aku yang care dengan dia? Niat baik cuma mau mastiin keadaan nya tadi malam itu gak kenapa kenapa. Buat malu diri sendiri ajasih” pekikku dalam hati.
Mencoba untuk tidak memikirkan apa lagi untuk mempedulikannya, karena sudah kubilang dari awal, semua wanita itu hanya ingin dimengerti, semua wanita itu sama. Bahkan jika ada yang baik tidak mungkin mau dengan lelaki sepertiku jika sifat dinginku masih ku perbesar.
“ Bro kemana? Nongkrong yok pulang sekolah nanti? “ ujar Fattah yang menghampiriku di parkiran sekolah.
“ Malas ah gua mau langsung balik aja. “
“ Alasan lo bro mau jalan sama Dhe ya? Gua liat udh kejar-kejaran aja di UKS tadi jam istirahat. “
“ Sorry bro dia bukan tipe gua “
“ Alah bro awas kemakan cakap duar! Eh bro liat tuh cewe aneh ya, di ajak ngobrol aja Cuma diem. Tuh tuh tingkah nya aneh banget. “ pintanya untuk segera melihat gadis yang menuju taman sekolah.
“ Apaansih. “
“ Oke bro gua cabut deluan ya, dasar cewe aneh. “ lalu Fattah meninggalkan ku yang masih memandangi gadis aneh dari balik kaca mobil.
“ Aku kenapa sih, kok tuh cewe asik muter-muter dikepala ku? Jangan deh dam jangan. “ seruku dalam hati agar tidak menyukai nya.
**
“ Dhe, kamu kok nangis lagi sih! “ sapaku yang menghampirinya di taman sekolah
“ Kamu kenapa ikutin aku terus! Pergi sana! “
“ Udah deh mending lo ikut gue! “ lalu kutarik tangan kanan nya agar segera mengikuti ku kedalam mobil.
“ Apa apaan sih lo lepas deh! “ jeritnya yang mencoba agar keluar dari dalam mobil.
“ Udah lo diam aja cengeng! “
Setelah ku bentak agar dia berhenti untuk terus menangis dan dia pun mendengarkan omonganku, dia mulai berhenti untuk menangis dan segera merapikan rambut serta sisa air mata yang masih singgah di wajah nya. Kami saling diam tanpa sepatah katapun. Dia hanya memainkan jari-jari tangannya dan menggesekkan kedua kuku kuku tangannya dengan berlawanan. Hanya diam tanpa pandangan. Kulihat dengan jelas wajah ayu yang penuh dengan kesabaran dan keikhlasan seperti ada sesuatu yang sangat berat untuk dijelaskan, apalagi untuk diceritakan nya.
Air matanya masih mengalir dari kedua mata sayup nya, bahkan jatuh dan membasahi seragam sekolah yang masih dia gunakan. Ku beranikan agar membuka percakapan dengan menanyakan “ lo kenapa? “ alhasil nihil dia hanya diam tanpa sepatah katapun.
“ Ni cewe kenapa sih hobby banget nangis, ditanya malah gangejawab dasar cewe aneh. “ pikirku dalam hati
“ Terus lo mau bawa gue kemana? Mending gue turun disini aja. “ diangkatnya kepalanya untuk memohonkan sutu permintaan agar aku menurunkannya disini.
“ Udah lo ikut gue aja, biar gue buat lo bahagia, jelek tau cewe nangis Cuma garagara cinta yagak? “
“ Terkadang lo sok tau deh! “
Setelah 40 menit diperjalanan, akhirnya aku sampai untuk membawanya kesuatu tempat dimana aku dan felisha membagi suka dan duka bersama.
**
“ Adam, jika aku berjanji untuk menunggumu kembali, apakah kamu mau berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan ku? “
“ Kamu gak boleh ngomong gitu sha, aku janji gak akan pernah meninggalkanmu. “ ujarku sambil membelai rambut hitam legam felisha.
“ Ini untuk kamu. “ lalu felisha mengeluarkan toples yang berisikan surat surat dibalut dengan pita berwarna merah.
“ Apa ini? “ Tanya ku sambil mengambil pemberian felisha.
“ Kamu baca satu persatu ketika kamu merindukanku. Aku pasti akan sangat merindukan mu adam. “ lalu felisha memeluk erat tubuhku sambil menangis.
Tiba tiba ayah nya memanggil agar segera kembali kemobil lalu felisha hanya menatapku sambil tersenyum manis.
“ Felisha aku rindu.. “ gumamku menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan.
“ Kamu kenapa adam? “ tiba tiba Dhe menyentuh bahu ku.
“ Ayo kita turun, kita sudah sampai. Aku kan sudah berjanji untuk membuatmu bahagia. “
“ Aku gak mau, aku mau pulang! “
“ Ayokkk! “ tanpa ku pedulikan aku menarik dhe untuk segera turun dari dalam mobil dan tetap menarik tangan nya agar segera melangkah ketujuan yang aku inginkan.
“ Ini tempatnya, indah bukan! “
“ Hemm… “ Dhe hanya terdiam setelah melihat pemandangan yang membuatnya sedikit tersenyum meskipun tidak tersenyum utuh.
“ Kamu senang? “
“ Iyaa.. “
“ Nah sekarang kamu hanya perlu menceritakan masalahmu, jika kamu ingin menangis ya terserah menangislah menjeritlah. Aku takkan pernah melarangmu. “
“ Benarkah? “
“ Iya dhe menjerit dan menangislah sesuka mu. “
“ Aaaaaaaaaaaaaaaaaaa……………….. “ lalu seketika dhe mengeluarkan suara terbesarnya setelah menangis. Lalu dia pun menangis meraung dan tertunduk di rerumputan hijau yang sedikit basah.
Aku hanya melihatnya dari kejauhan, seperti ada beban berat yang sedang dipikul nya. Tetapi sejauh ini dia belum menceritakan masalahnya kepadaku.
**
“ Apa! Mobil yang dikemudikan ayah felisha masuk kedalam jurang. “ ujar ibu saat menerima panggilan melalui telephone seluler nya.
“ Siapa ma siapa! “ jawabku spontan saat bermain ps di ruang tv.
“ Adam, kamu yang sabar ya sayang felisha dan keluarganya mengalami kecelakaan zenazahnya akan dikebumikan besok pagi di Lampung. “ seketika ibu menangis dan memelukku dengan erat.
Jika kuingat kejadian 3 tahun silam yang memisahkan aku dan felisha dalam kecelakaan maut tersebut, aku tidak akan membiarkan felisha untuk melanjutkan SMA nya ke Lampung, felisha tidak jauh beda dengan Dhevana. Mata sayup dhevana mengingatkanku kepada felisha sehingga membuatku peduli akan setiap kesedihan yang dialaminya. Jika dipikir-pikir dhevana hanyalah siswi baru yang baru kukenal semenjak kejadian malam hening itu. Tetapi, bagaimana bisa aku luluh kepada dhevana dalam setiap pristiwa yang bersangkut paut dengan nya.
Kupandangi dari kejauhan setelah dhe berteriak kesal di tengah lapangan hijau menguning setelah dia lelah untuk meluapkan semua emosi kesal serta amarahnya. Dia mencoba untuk mulai membuka percakapan denganku yang masih sibuk mengingat pristiwa-pristiwa ku bersama felisha dahulu.
“ Kamu habis nangis ya dam? “ tiba tiba pertanyaan aneh muncul dari kedua bibir mungil nya.
“ Ha? Aku nangis? Atas alas an apa? Emang aku cengeng kayak kamu. “
“ Mata kamu sembab adam, gakusah bohong deh samaku. “
“ Aku gak nangis kok. Kamu udh selesai? Btw ayuk kita balik sudah jam 5 ini ntar kamu dicari sama mama papa kamu. “
“ Baiklah kalau begitu. Udah kok thanks ya adam. “
“ Iya sama sama. “
Seketika kamipun meninggalkan padang hijau dimana tempat aku felisha dan orang baru dhevana untuk meluapkan segala keganjalan dihati. Di perjalanan kami hanya diam tanpa sepatah katapun sama seperti halnya sebelum kami seakrab ini. Sifat dinginku yang sudah lama menjadi ciri khas ku masih aku bendung dengan dhevana. Bahkan sampai aku mengantarkan nya di depan gang rumahnya kami tetap diam.
“ Thanks ya. “ jawabnya pelan lalu meninggalkan ku yang masih memperhatikannya hilang diperempatan gang.
**
Hari hari kujalani bersama dengan Dhevana, semakin hari kami semakin akrab dan semakin dekat. Meskipun banyak yang menilai bahwa kami sedang menjalin hubungan, tetapi alhasil mengatakan bahwa aku dan dhevana tidak memiliki hubungan apa-apa melainkan kami hanya sebatas sahabat yang selalu mensupport satu sama lain.
Dia kembali ceria, bukan karena kehadiran ku, tetapi kebahagiaan nya mulai hadir kembali. Senyumnya yang indah mulai dipaparkan disekitar wajah ayu nya. Bagaimana mungkin tidak banyak yang menyukainya, parasnya nan cantik jelita mulai kembali terlihat saat dia senyum dengan kedua lesung dipipi nya.
Aku semakin menyukai nya dan semakin tambah menyukai nya, ada apa dengan ku? Setelah kepergian felisha yang meninggalkan ku apakah aku masih bisa menemukan perempuan seperti felisha? Bahkan setelah kepergian felisha aku tidak pernah menyukai wanita lain selain dirinya dan dhevana.
Cinta itu indah, jika bagiku tidak berarti aku salah dalam memilih pasangan.
Kucoba untuk tetap tenang mendengar apapun keputusan dhevana, mau dia menerimaku hari ini atau lusa atau tahun depan atau 1000 hari lagi aku akan tetap ikhlas menerimanya. Bukankah cinta itu indah? Jika cinta indah bukan bagaimana cara memilikinya melainkan bagaimana cara membuat nya bahagia? Ntahla yang penting semenjak aku mengenalnya aku bahagia bersama nya kutemukan wanita yang benar benar bisa membuatku takut apabila dia kembali bersedih.
“ Jika aku berjanji untuk tetap menunggumu kembali, apakah kau bisa berjanji untuk tidak akan pernah meninggalkan ku dhe. “ ujarku sambil menggenggam kedua tangan dhevana.
“ Aku tidak akan meninggalkan mu, sebab menunggu tidak selucu tertawa. Meninggalkan mu tidak semudah untuk mengenalmu. Tetaplah seperti ini untuk menghapus semua sedih ku dan mengembalikan semua kebahagian ku. “
Jika kamu berkata bahwa semua perempuan atau laki laki sama saja, maka aku akan menarik tanganmu lalu membawamu kesuatu tempat lalu membiarkanmu untuk merenungkan hal yang kau katakana barusan. Bahwa tidak semua yang kau rasakan bisa kau katakana dengan hal biasa dan sama. Kini aku bisa menemukan cinta yang aku sendiri tidak tahu bagaimana aku bisa mencintainya dan menyukainya.
Jika pasangan kamu pergi sesungguhnya dia hanya mencintai kebaikanmu dan ketampananmu saja, tetapi tidak untuk kesalahan dan keburukanmu. Tugas pasanganmu untuk menasihati dan memperbaiki bukan meninggalkanmu.
Sekarang, akan kutarik ucapanku bahwa semua wanita sama saja, bahkan aku masih bisa berbahagia untuk mengenal cinta. Jika kau mencintai pasangan mu hanya melalui matamu, bagaimana bisa kau mencintai tuhan tanpa rupa?













Biodata Narasi
Rizkyalif nama pena dari salah satu Mahasiswi Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara lahir di Medan, 29 November 1998. Bercita-cita sebagai “Dokter Anak” (tetapi tidak kesampaian) dan “Penulis” (insyallah sampai amin) menyukai fiksi dan gitar. Berharap novel kedua diterima Penerbit Mayor.  Pidi Baiq, Helvy Tiana Rossa dan Tere-liye adalah inspirasi terbaiknya. Sebelum aku menjadi Cahaya, aku pernah menjadi api.




Comments

Popular posts from this blog

CERPEN AKU BENCI HUJAN SORE ITU

AKU BENCI HUJAN SORE ITU Cerpen Rizki Alde a Hujan tak selamanya pantas dinikmati. Mungkin jutaan orang selalu ceria menikmati tetes demi tetes air dari langit, tapi aku adalah pembenci hujan. Karunia Tuhan itu adalah ketakutan meski ia selalu datang. Sore ini hujan , dan bersama dengan segelas kopi di depan jendela ruang tamu. Kuharap sore ini tidak seperti yang lalu . Aku menelanjangi ruangan yang penuh warna hijau . Aku teringat , hijau adalah warna kesukaanku dan Bima. Arlojiku menunjukkan pukul 07.30 wib, tapi Bima tak juga kunjung menjemput. Aku tak mau berdiri di barisan ‘Para Tukang Terlambat’ hanya gara-gara telat ke sekolah. Kekesalanku belum selesai meski Bima sudah muncul di depan rumah dan membunyikan klakson sepedamotor. Bima memacu sepedamotornya dengan kencang. Hanya dalam waktu sepuluh menit, jarak 3 km ke sekolah mampu ditembus. Ia mengenderai seperti orang gila. Sampai di sekolah aku hanya diam dan langsung mengambil barisan paling depan ka

Cerpen Perempuan dan Lelaki Selempang Emas

Cerpen: Rizki Aldea Arloji mengingatkan bahwa 5 menit lagi waktu yang tersisa untukku agar lekas sampai di tempat karantina. Aku sudah menyiapkannya dari setahun yang lalu saat aku benar-benar ingin mengulang kesalahan silam yang pernah kubuat ketika di sana. Masih saja aku penasaran apa yang menjadi acuan untuk gelar itu. Aku sampai tepat waktu setelah melewati macat yang panjang, satu jam lebih berada dalam mobil yang kutumpangi. Tidak sia-sia membayar mahal akhirnya tidak telat. Ujarku dalam hati. “Ayo dek lekas, kamu telat ya?” Katanya padaku, salah satu senior yang paling di segani. “Udah jangan jadi masalah cepat regestrasi dan ambil nomor kamu di sana.” Setibanya laki-laki yang baik hati membelaku dengan belas kasihan. Aku duduk dalam urutan paling depan, masih sama seperti setahun silam tepatnya bangku dan nomor yang sama menjadi saksi bahwa sampai saat ini aku masih mencintainya. Bukan siapa-siapa hanya orang yang tidak kukenal mengendap sampai sekarang di dalam kepalaku. **

PUISI 15 OKTOBER 2017

Seperangkat duka Rizki Aldea ( Permadiksi/ Fkip Umsu) Kau seharusnya sesak dalam bak mandi yang menyesak Menepikan basah dipercikan luka Akibat sabun yang menyayat hatimu Seharusnya kau keluar bodoh Untuk memberitahu kepada luka bahwa kau telah habis kumandikan dengan dosa Kita; Kata Rizki Aldea (permadiksi/ fkip umsu) Kita yang hanyut terbawa duka kepedihan Mulai berlabuhlah di semak semak belukar cinta Kita yang tenggelam dalam sesak tangis yang terisak Membawa bencana jauh setelah prosa di kumandangkan Kita adalah cinta yang menyisihkan luka disetiap kata Kita adalah pena jauh kekar dan keras dari yang kita aminkan Lelaki dan Sepatu Rizki Aldea (Permadiksi/FKIP UMSU) Dari balik jendela pudar yang kabur Diantara batuk dan hujan yang tak reda sejak pagi Aku mencintaimu masih seperti sepatu Yang tetap jalan meski selalu kejar kejaran Yang sama sama memudar meski menginjak becek yang mengkekar Yang sama sama berjalan meski berputar-