Skip to main content

Lelaki berjuang hanya diawal sebelum dia mendapatkan

Sad story

*pertama kali kenalan*

cowok : hai
cewek : ?
cowok : hai
cewek : ganggu banget sih lo jadi org
cowok : jangan marah dong cantik hehe
cewek : apaan sih
cowok : maaf deh
cewek : y
cowok : cie dibales cie
cewek : apaan sih
cowok : gpp kok
cewek : ok

*pertengahan*

cowok : hai lagi apa nih?
cewek : lagi nonton aja. kalo lo ?
cowok : wah kita sama nih. jangan-jangan kita jodoh hehe
cewek : ngarep
cowok : emang ga boleh ?
cewek : hmm
cowok : maaf deh becanda kok hehe
cewek : oke

www.instagram.com/cilquotes

*cerita nya udah pacaran*

cewek : sayang
cowok : apa?
cewek : aku kangen kemana aja sih ?
cowok : ga kemana-mana kok lg charge aja
cewek : ya udah deh. Kamu lg apa?
cowok : aku mau tidur nih ngantuk, udah dulu ya

*beberapa bulan kemudian*

cewek : kamu kok jadi sering ilang ?
cowok : ga kok perasaan kamu aja
cewek :
cowok : kita putus aja ya. aku rasa kamu terlalu baik buat aku hehehe maafin aku
cewek : ( nangis, galau, gabisa move on )

1 bulan kemudian
Cewek: galau susah move on
Cowok: bahagia didekati banyak cewek

4bulan kemudian
cewek: udh biasa aja gak pala suka galau galau nangis sndiri
Cowok: mulai kehilangan

7 bulan kemudian
Cewek: bahagia bebas dari mantan
Cowok: nangis nyesal ngemis lagi ke cewe alasannya ( aku nyesal tinggalin kamu kamu yg terbaik dari semua cewek aku masih sayang kamu balik keaku please )

GITU AJA TERUS SAMPAI SEMUA CEWE DIMUKA BUMI INI BERUBAH JADI COWO

Comments

Popular posts from this blog

CERPEN AKU BENCI HUJAN SORE ITU

AKU BENCI HUJAN SORE ITU Cerpen Rizki Alde a Hujan tak selamanya pantas dinikmati. Mungkin jutaan orang selalu ceria menikmati tetes demi tetes air dari langit, tapi aku adalah pembenci hujan. Karunia Tuhan itu adalah ketakutan meski ia selalu datang. Sore ini hujan , dan bersama dengan segelas kopi di depan jendela ruang tamu. Kuharap sore ini tidak seperti yang lalu . Aku menelanjangi ruangan yang penuh warna hijau . Aku teringat , hijau adalah warna kesukaanku dan Bima. Arlojiku menunjukkan pukul 07.30 wib, tapi Bima tak juga kunjung menjemput. Aku tak mau berdiri di barisan ‘Para Tukang Terlambat’ hanya gara-gara telat ke sekolah. Kekesalanku belum selesai meski Bima sudah muncul di depan rumah dan membunyikan klakson sepedamotor. Bima memacu sepedamotornya dengan kencang. Hanya dalam waktu sepuluh menit, jarak 3 km ke sekolah mampu ditembus. Ia mengenderai seperti orang gila. Sampai di sekolah aku hanya diam dan langsung mengambil barisan paling depan ka

Cerpen Perempuan dan Lelaki Selempang Emas

Cerpen: Rizki Aldea Arloji mengingatkan bahwa 5 menit lagi waktu yang tersisa untukku agar lekas sampai di tempat karantina. Aku sudah menyiapkannya dari setahun yang lalu saat aku benar-benar ingin mengulang kesalahan silam yang pernah kubuat ketika di sana. Masih saja aku penasaran apa yang menjadi acuan untuk gelar itu. Aku sampai tepat waktu setelah melewati macat yang panjang, satu jam lebih berada dalam mobil yang kutumpangi. Tidak sia-sia membayar mahal akhirnya tidak telat. Ujarku dalam hati. “Ayo dek lekas, kamu telat ya?” Katanya padaku, salah satu senior yang paling di segani. “Udah jangan jadi masalah cepat regestrasi dan ambil nomor kamu di sana.” Setibanya laki-laki yang baik hati membelaku dengan belas kasihan. Aku duduk dalam urutan paling depan, masih sama seperti setahun silam tepatnya bangku dan nomor yang sama menjadi saksi bahwa sampai saat ini aku masih mencintainya. Bukan siapa-siapa hanya orang yang tidak kukenal mengendap sampai sekarang di dalam kepalaku. **

PUISI 15 OKTOBER 2017

Seperangkat duka Rizki Aldea ( Permadiksi/ Fkip Umsu) Kau seharusnya sesak dalam bak mandi yang menyesak Menepikan basah dipercikan luka Akibat sabun yang menyayat hatimu Seharusnya kau keluar bodoh Untuk memberitahu kepada luka bahwa kau telah habis kumandikan dengan dosa Kita; Kata Rizki Aldea (permadiksi/ fkip umsu) Kita yang hanyut terbawa duka kepedihan Mulai berlabuhlah di semak semak belukar cinta Kita yang tenggelam dalam sesak tangis yang terisak Membawa bencana jauh setelah prosa di kumandangkan Kita adalah cinta yang menyisihkan luka disetiap kata Kita adalah pena jauh kekar dan keras dari yang kita aminkan Lelaki dan Sepatu Rizki Aldea (Permadiksi/FKIP UMSU) Dari balik jendela pudar yang kabur Diantara batuk dan hujan yang tak reda sejak pagi Aku mencintaimu masih seperti sepatu Yang tetap jalan meski selalu kejar kejaran Yang sama sama memudar meski menginjak becek yang mengkekar Yang sama sama berjalan meski berputar-