Skip to main content

Misteri Sebuah Adzan

Seorang guru yang masuk kelas setiap pagi mengabsen murid-muridnya, yang barisan depan ini rajin semua. Datang duluan sebelum bel berdentang, duduk rapi siap menerima ilmu dan pelajaran..
Dari 40 siswa di kelas itu, tentulah tak semuanya tertib. Ada yang badung pastinya, datangnya sering telat, duduk seenaknya, berisik selama pelajaran berlangsung, bahkan cium tangan guru pun ogah-ogahan. Sombong, merasa sudah hebat, guru hanya dianggap formalitas pelengkap sekolah. Sekolah pun hanya dianggap beban..

Ada beberapa murid yang selain rajin tepat waktu, juga sangat dekat dengan guru itu. Mereka suka hadir ke rumah guru, sekedar untuk ngobrol, belajar tambahan, sambil membawakan cemilan dan makanan untuknya..
Jika suatu saat guru itu ditanya oleh kepada sekolah, siapa murid teladan di sekolah ini.. Pasti dia menjawab murid-muridnya yang rajin dan tertib belajarnya. Guru itu dengan mudahnya memberi nilai baik dan pujian untuk mereka.
Jika ada tawaran beasiswa, tentu murid-murid teladan itu yang diajukan namanya.
Jika ada tawaran studi banding gratis, tentu pastilah nama-nama murid teladan itu juga yang diajukannya..
Sebaliknya,
Pada murid yang bandel, badung, suka telat, tidak respek padanya, guru itupun bisa marah. Memberikan hukuman, dari mulai hardikan, jeweran, hingga pukulan ringan. Si guru yang sayang pada muridnya tidak mau membiarkan dia makin jatuh dalam kesalahan. Hukuman itu adalah untuk mengingatkan dia, agar mau berubah dan bisa berprestasi seperti murid lainnya. Sudah diingatkan tapi tetap ngeyel, badung dan bandel, maka jangan harap mendapatkan pembelaan dari gurunya. Siap-siap, seluruh angka di raport menjadi merah, bahkan bisa dikeluarkan dari sekolah.. Tinggal deh mewek sambil dadah dadah..

Kawanku..
Itu adalah sebuah logika sederhana dari seorang guru pada muridnya. Bayangkan jika Allah yang mengabsen kita, dan kita hanya cuek bebek saja..
Allah yang mengabsen?
Yess! Dialah Allah yang menciptakan kita, dan kelak pasti mematikan kita semua..
Haaaa..
Yess! 5 kali dalam sehari, wajib hukumnya.. Wajib itu adalah: jika dikerjakan mendapatkan pahala, jika ditinggal mendapatkan dosa!

Adzan berkumandang, sejak subuh hari masih gelap, hingga siang menjelang, sore datang, malam menyapa.. Allah datang mengabsen hamba-hambanya, seolah Dia berkata: "mana ini hamba-hambaKu, yang dulu hanya seonggok daging di perut ibu, Aku beri rejeki padanya hingga dia tumbuh, lahir, dewasa, apakah dia lupa?"

Berdirilah orang-orang yang konsisten absen datang tepat waktu di masjidnya. Allah kirimkan milyaran malaikat untuk mencatat dan merekamnya, juga memerintahkan malaikat-malaikat itu menjaga mereka..

Banyak kisah dari kawan-kawan saya, yang mengalami perubahan hidup setelah memperbaiki absen pada Tuhannya.
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
Adzan... Sholat!
bahkan ketika tidak adzan pun dia sholat, ketika matahari mulai bangkit sholat Dhuha dilakukannya,
ketika gelap malam sholat Tahajud dikerjakannya.
Seperti murid-murid teladan yang datang ke rumah gurunya diluar pelajaran sekolah.

Mereka seperti berprinsip: kerja adalah selingan menunggu waktu shalat..

Bagaimana Allah tidak cinta pada mereka? Seluruh absensi terisi penuh dengan tertibnya, tinggal Allah membalasnya dengan kemudahan dan kelapangan hidup, ketenangan hati dan limpahan rejeki..

Kawan saya usaha perkebunannya sukses sekali, sekali panen berton-ton buah itu dikirim ke berbagai negeri. Satu hal yang bikin saya iri, sering saya dapati sebelum adzan berbunyi mobilnya lebih dulu ada disamping masjid yang dia singgahi..

Kawan saya yang lain memberikan testimoni, ketika dulu sholat adalah hanya sisa-sisa dari waktunya, hidupnya berantakan termasuk bisnisnya. Ketika dia membiasakan sholat di awal waktu, berjamaah di masjid, Allah seperti mengirim malaikat untuk mengawalnya. Jadwal-jadwal pekerjaannya tersusun rapi, selesai tepat waktu, pembayaran juga tepat waktu. Karyawan yang bermasalah makin berkurang, hutang pun akhirnya tiada.
Pekerjaan jauh di luar kota yang harusnya terjadwal melompat-lompat Senen-Kamis-Sabtu, tiba-tiba dicancle oleh 3 kliennya. Mereka meminta bertemu di hari Jumat-Sabtu saja. Padahal ketiga kliennya tidak saling kenal, tapi Allah yang mengaturkan waktunya hingga jadi ringkas dan efektif dikerjakan..
Wow! Kawan saya sampai sujud syukur mengalami kejadian-kejadian yang tak terduga.

Bagaimana dengan hamba yang badung, bandel, ngeyel, absen telat, hobi membantah, pura-pura budek, cuek bebek, sok pede bahwa dia akan hidup selamanya..

Hehe.. Yakin Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang, kan itu janji Allah.. Tiap hari kita membacanya: Bismillahir Rahmanir Rahim.. Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Wujud sayang Allah itu dengan "menjewer kita" agar kita kembali kepada Allah, jadi hamba yang tertib lagi.

Ada yang dijewer langsung..
Ada yang di'istijrad' dulu, dikasih harta kemewahan, kesenangan, baru deh dijewer banter banget sampai nangis aduh iyung.. aduh iyuuung..

Gampang kok ngenalin tanda-tanda kita dah dijewer Allah.. Usaha yang mulai bangkrut, ditipu orang, sering sial, kecelakaan kok datang beruntun, sakit kok gak sembuh-sembuh, hati yang selalu gelisah, pikiran yang selalu resah, dapat rejeki banyak tapi hilangnya juga banyak, anggota keluarga kita dapat musibah, kita yang terus-terusan susah, rumah tangga kayak neraka.. dan masih buanyaak lagi tanda-tandanya, kalo kita mau cukup dialog dengan hati terdalam, nanti hati itu akan jujur membenarkan..

Itulah sinyal, ketika kita hanya mengejar dunia.. Rejekinya dapat, tapi keberkahannya sirna..

Usai proses dijewer itu terjadi, Allah bakalan ngabsen lagi.. Adzan akan terus berkumandang setiap hari. Jelas banget ajakan Allah dalam panggilannya: Haiyalalfalaaaahhh.. Haiyalalfaalaaah..
"Mari menuju kemenangan! Mari menuju kemenangan!"
Kita diajak oleh Allah menjadi orang yang menang di kehidupan kita, menang melawan hawa nafsu, menang melawan semua masalah yang menghimpit hidup kita...

Caranya? Ya absen tepat waktu.. Ketika Allah sudah memanggil, ayo kita datangi, sambut panggilannya.. Rengkuh kasih sayangnya, Jangan lagi ditunda-tunda.
Pesan itu jelasss banget kok:
"Jadikan SHOLAT dan sabar sebagai penolongmu.." -QS Al Baqarah 153

Kawanku, nanti siang dan malam pasti ada panggilan absen lagi, mau ikutan mereka mendatangi atau terus acuh menghindari?
Kamu gak takut dijewer lagi?

Comments

Popular posts from this blog

CERPEN AKU BENCI HUJAN SORE ITU

AKU BENCI HUJAN SORE ITU Cerpen Rizki Alde a Hujan tak selamanya pantas dinikmati. Mungkin jutaan orang selalu ceria menikmati tetes demi tetes air dari langit, tapi aku adalah pembenci hujan. Karunia Tuhan itu adalah ketakutan meski ia selalu datang. Sore ini hujan , dan bersama dengan segelas kopi di depan jendela ruang tamu. Kuharap sore ini tidak seperti yang lalu . Aku menelanjangi ruangan yang penuh warna hijau . Aku teringat , hijau adalah warna kesukaanku dan Bima. Arlojiku menunjukkan pukul 07.30 wib, tapi Bima tak juga kunjung menjemput. Aku tak mau berdiri di barisan ‘Para Tukang Terlambat’ hanya gara-gara telat ke sekolah. Kekesalanku belum selesai meski Bima sudah muncul di depan rumah dan membunyikan klakson sepedamotor. Bima memacu sepedamotornya dengan kencang. Hanya dalam waktu sepuluh menit, jarak 3 km ke sekolah mampu ditembus. Ia mengenderai seperti orang gila. Sampai di sekolah aku hanya diam dan langsung mengambil barisan paling depan ka

Cerpen Perempuan dan Lelaki Selempang Emas

Cerpen: Rizki Aldea Arloji mengingatkan bahwa 5 menit lagi waktu yang tersisa untukku agar lekas sampai di tempat karantina. Aku sudah menyiapkannya dari setahun yang lalu saat aku benar-benar ingin mengulang kesalahan silam yang pernah kubuat ketika di sana. Masih saja aku penasaran apa yang menjadi acuan untuk gelar itu. Aku sampai tepat waktu setelah melewati macat yang panjang, satu jam lebih berada dalam mobil yang kutumpangi. Tidak sia-sia membayar mahal akhirnya tidak telat. Ujarku dalam hati. “Ayo dek lekas, kamu telat ya?” Katanya padaku, salah satu senior yang paling di segani. “Udah jangan jadi masalah cepat regestrasi dan ambil nomor kamu di sana.” Setibanya laki-laki yang baik hati membelaku dengan belas kasihan. Aku duduk dalam urutan paling depan, masih sama seperti setahun silam tepatnya bangku dan nomor yang sama menjadi saksi bahwa sampai saat ini aku masih mencintainya. Bukan siapa-siapa hanya orang yang tidak kukenal mengendap sampai sekarang di dalam kepalaku. **

PUISI 15 OKTOBER 2017

Seperangkat duka Rizki Aldea ( Permadiksi/ Fkip Umsu) Kau seharusnya sesak dalam bak mandi yang menyesak Menepikan basah dipercikan luka Akibat sabun yang menyayat hatimu Seharusnya kau keluar bodoh Untuk memberitahu kepada luka bahwa kau telah habis kumandikan dengan dosa Kita; Kata Rizki Aldea (permadiksi/ fkip umsu) Kita yang hanyut terbawa duka kepedihan Mulai berlabuhlah di semak semak belukar cinta Kita yang tenggelam dalam sesak tangis yang terisak Membawa bencana jauh setelah prosa di kumandangkan Kita adalah cinta yang menyisihkan luka disetiap kata Kita adalah pena jauh kekar dan keras dari yang kita aminkan Lelaki dan Sepatu Rizki Aldea (Permadiksi/FKIP UMSU) Dari balik jendela pudar yang kabur Diantara batuk dan hujan yang tak reda sejak pagi Aku mencintaimu masih seperti sepatu Yang tetap jalan meski selalu kejar kejaran Yang sama sama memudar meski menginjak becek yang mengkekar Yang sama sama berjalan meski berputar-