Aku suka kamu bukan karna melihat berapa banyak isi saku dan seberapa mewah transport yg kamu bawa untuk menjemputku buat jalan dipapahan ac dan escalator. Aku bisa kok makan dipinggir jalan jika harus ditemani debu dan asap kotor kendaraan, jika itu kita berdua jalanin dengan ikhlas dan tulus.
Dibanding pergi ketempat tempat mewah dan singgah direstoran sushi dan steak ratusan ribu yang disejukkan dengan ac dan parfume ruangan elit, serta sapaan "selamat datang tuan nyonya" Apalagi sampai pulang menenteng barang barang mewah dan mahal yang baru kita order dari patung patung yang tersenyum indah diruangan itu. Kamu bisa liat seberapa berartinya seseorg pasangan yg tulus dan ikhlas ngejalanin hari hari selanjutnya bersama kamu. Menemani kemanapun kamu mau, mensuport dalam semua hal positif yang esok akan membawa kesuksesan dikamu dan di aku. Caraku dengan perempuan diluaran sana jelas beda dong. Jika kamu berfikir bahwa aku munafik kamu bisa coba dan bisa kita jalanin hari esok dan seterusnya jika kamu memang sangat penasaran:) hari ini aku akan mengajarkan kamu cara mengenal "Its Me" . mungkin besok atau lusa aku bakal ngajarkan kamu tentang semua isi dunia dan arti kehidupan:) filosofilnya semudah itu:)
Oleh: Rizki Aldea Langit pukul lima sore masih saja merekah orange memeluk tangis yang kutumpahkan dari balik kelopak mataku akibat tidak mendapat izin dari orangtua. Masih saja Ayah Ibu menganggapku putri kecilnya seperti 14 tahun silam. Aku kembali menyekat sisa-sisa air mata yang basah di pipi sambil mengambil ponsel yang dari tadi bergetar di atas meja belajarku. “Hallo Gur, ada apa?” tanyaku menggangkat panggilan masuk dari salah satu teman SMA ku. “Kau jadi ikut? Kalau jadi sama bang Rehan.” Katanya memburu-buru. “Maaf Gur aku gak bisa.” Kataku dan perlahan air mataku jatuh. “Lah iyanya? Yauda tungguya.” Tibatiba panggilannya terputus. *** Kulirik arlojiku waktu masih menunjukkan pukul setengah Dua Belas. Hujan dan kabut tebal masih menjadi penghalang kami untuk sampai tepat waktu di festival 1000 tenda Paropo, Tao Toba Silalahi. “Untung aku yang ngizinin kau kan mengkanya mamak kau bolehin kau pigi, mengkanya kau berterimakasih samaku.” Kata guruh sahabatku sambil mengacak r...
Comments